Powered By Blogger

Selasa, 04 Januari 2011

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN

Suatu ketika, di tepian telaga kelihatan seorang pemudasedang duduk termenung. Tatapan matanya kosong,menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjurumata angin telah di laluinya, namun tidak ada satupun titik yangmembuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suarayang menyapanya.“Sedang apa kau di sini wahai anak muda?” tanya seseorang.Rupanya ada seorang lelaki tua.“Apa yang kau risaukan..?”Anak muda itu menoleh ke samping, “Aku lelah Pak Tua. Telahberbatu-batu jarak yang ku tempuh untuk mencari kebahagiaan,namun tak juga ku temukan rasa itu dalam diriku. Aku telahberlari melalui gunung dan lembah, tapi tidak ada tandakebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harusmencarinya? Bilakah akan ku temukan rasa itu?”Lelaki tua itu duduk semakin dekat, mendengarkan denganpenuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di depannya. Lalu,dia mulai berkata, “Di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamuingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupubuatku.”Mereka berpandangan.“Ya... tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu,”Pak Tua mengulangi kalimatnya lagi.Perlahan.... pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah,taman. Tidak berapa lama, ditemuinya taman itu. Taman yangsemarak dengan pohon dan bunga-bunga yang sedang mekar.Maka tidak heranlah, banyak kupu-kupu yang berterbangan disana. Dari kejauhan Pak Tua melihat, memperhatikan tingkahyang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-ngendap,ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran ituluput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Dia tidak inginkehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Dia gagal. Dia mulaiberlari tak beraturan.Diterjangnya sana-sini. Dirempohnya rerumputan dan tanamanuntuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak danperdu di sana. Gerakannya semakin liar.Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupukupuyang dapat ditangkap. Si pemuda mulai kelelahan.Nafasnya semakin kencang, dadanya bergerak naik-turundengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, “Hentikan duluanak muda. Istirahatlah.”Tampak Pak Tua yang berjalan perlahan. Ada sekumpulan kupukupuyang berterbangan di sisi kanan dan kiri Pak Tua. Merekaterbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.“Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari danmenerjang? Merempoh-rempoh tak tentu arah, menerobostanpa peduli apa yang kau rusak?” Pak Tua menatap pemudaitu.“Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu.Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kauburu, semakin pula ia pergi dari dirimu.”“Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Keranakebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atausesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalamhatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemanamana.Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datangsendiri.”Pak Tua mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekorkupu- kupu yang hinggap di hujung jari. Terlihat kepak-kepaksayap kupu- kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan.Pesonanya begitu mengkagumkan, kelopak sayap yangmengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalamhati. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi merekayang mampu menyelaminya.……………………….

PENGAJARAN CERITA INI:Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu.Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagimereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapatmencarinya dengan menerjang sana-sini, merempoh sana-sini,atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapatsaja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuruarah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, sepertimenangkap buruan yang dapat kita santap setelahmendapatkannya.Namun kita belajar. Kita belajar bahawa kebahagiaan tidak bolehdi dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagiabukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yangdapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalaharoma dari udara itu. Kita belajar bahawa bahagia itu memangada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pulakebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusahameraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasaitu menetap, dan abadi dalam hati kita. Temukanlahkebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalambekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalamsedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh. Temukanlahbahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusanhati kita.Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada disekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu “hinggap” di hati kita,namun kita tidak pernah memperdulikannya. Mungkin juga,bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlaluacuh untuk menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar